Masih ada yang percaya mitos? Mungkin
orang tua anda masih sagat mempercayai
mitos. Mitos merupakan bagian dari kehidupan, bagian dari budaya
masyarakat dulu. Mitos berkembang di masyarakat begitu saja. Ini dikarenakan
pola pikir masyarakat pada masa itu belum berkembang. Masyarakat hidup saling
berdampingan dan penuh kekeluargaan tanpa adanya teknologi yang berarti. Sebagian
mitos juga dimaksudkan sebagai cara untuk mengajarkan sopan satun dan etika
pada anak-anak, bukan sebuah larangan yang akibatnya menakutkan jika dilanggar.
Contohnya anak perempuan dilarang duduk di tangga, jika dilanggar akibatnya
suatu saat dia akan mendapatkan suami tua. Yang sebenarnya larangan ini
dimaksudkan untuk sopan santun, dilarang duduk di tangga karena mengganggu
orang lewat.
Selain itu, anak
perempuan di larang makan kerak nasi atau makanan yang menempel pada wajan atau
panci, jika di langgar wajahnya akan menghitam saat jadi pengantin. Itu hanyalah
mitos belaka agar anak perempuan tidak memakannya karena itu merupakan
kebiasaan buruk. Tidak hanya itu masyarakat pada zaman dulu juga sangat
mempercayai yang namanya makhluk halus, ritual kenduri dan membawa sesajian
sembari berdoa di pinggir pantai (bagi masyarakat pesisir) menjadi suatu adat
yang tidak pernah dilewatkan untuk dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Semua kebiasaan
itu tidak lepas dari pendapat orang pintar. Pada waktu itu, orang pintar
dianggap sebagai penunjuk jalan. Hampir setiap aturan yang dibuat dan ramalan
yang diberitahukan dianggap dan di percaya bahkan di lakukan oleh masyarakat,
yang sebenarnya jika dilakukan penelitian tidak ada hubungan dan benarnya.
Mitos merupakan
bagian dari budaya yang berkembang begitu saja dimasyarakat, tidak semua mitos
dapat di percaya, akan tetapi bukan berarti semua mitos itu tidak ada benarnya.
Mitos dapat dipercaya dan dianut hingga sekarang oleh masyarakat modern
tergantung pada kondisi dan kebutuhannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar