Lingkungan mempunyai peran
penting yang sangat berpengaruh dalam perkembangan moral seseorang. Bagaimana
keluarganya, siapakah teman dan sahabatnya, di lingkungan seperti apa dia
tinggal, semua itu membawa pengaruh dalam pembentukan moral dan etika
seseorang. Keluarga merupakan orang yang paling utama dalam tugas mengontrol,
karena seseorang dibentuk melalui sebuah keluarga. Ibarat pepatah “ buah jatuh
tidak jauh dari pohonnya” maka dalam proses tumbuh dan berkembangnya, seorang
anak akan mengikuti alur kehidupan dan tingkah laku orang tua nya da keluarga
disekitarnya yang setiap hari dia temui.

Ketika seseorang anak sudah menginjak usia remaja, saat dimana
jiwanya sedang sangat bergejolak karena ia berada dalam masa pubertas, masa
dimana perubahan secara besar-besaran akan terjadi pada diri anak tersebut, anak
tersebut akan lebih memilih untuk mengikuti lingkungan bemainnya, di sini peran
sahabat dan teman-temannya akan sangat berpengaruh pada perkembangan moral dan
etikanya. Ini dikarenakan pada masa ini seorang anak mulai merasakan rasa
penasran yang berlebihan terhadap segala sesuatunya dan pastinya ingin mencoba.
Namun, sayangnya emosi nya belum cukup matang untuk memikirkan resiko yang
diterima terhadap segala sesuatu yang dilakukannya.
Saat seseorang anak menginjak
usia dewasa, ia mulai berani mencoba segala hal, ia cenderung tidak lagi
mendengarkan nasehat yang diajarkan serta aturan yang dibentuk oleh keluarganya
secara keseluruhan. Ia akan semakin sering berbohong untuk menutupi apa yang
telah dilakukannya yang menjadi larangan untuknya. Pada masa ini, kebanyakan
seorang anak sudah memiliki teman dekat (pacar) yang sangat menentukan moral si
anak tersebut. Karena pada kebanyakan kasus seorang anak akan lebih
mendengarkan pacarnya daripada keluarganya, ia beranggapan apa yang dikatakan
pacarnya adalah untuk kebaikannya. Padahal pada kenyataannya, seorang pacar
lebih cenderung merusak moral si anak tersebut.
Pada usia dewasa, emosi dan
pemikiran seorang anak dianggap sudah matang, ia sudah mampu untuk mebedakan
yang baik dan buruk dan dia juga sudah mampu untuk memikirkan resiko yang ia
terima atas sesuatu perbuatan yang ia lakukan.
Disamping perkembangan normal,
pada beberapa kasus juga ditemukan bahwa kedewasaaan seorang anak tidak dapat
diukur dari usia nya melainkan pada pengalamannya dan keinginannya sendiri. Sesorang
anak yang hidup keras dalam artian menjalani kehidupan yang keras demi memenuhi
kebutuhan hidup, anak tersebut cenderung lebih cepat dewasa (pemikirannya). Ia sudah
mampu untuk memikul beban yang diembankan kepadanya.
Sementara itu, pada keluarga
yang kurang harmonis atau broken home seorang anak cenderung mencari
kehidupan atau kesenagan diluar rumah, ia mencari tempat yang bisa digunakan
untuk melampiaskan kesepiannya.
Akan tetapi, di luar itu semua,
segala sesuatunya kembali lagi, tergantung pada anaknya sendiri, mau kemana ia
melangkah. Seorang anak yang dididik dengan baik, belum tentu baik. Seorang anak
yang dijaga dengan baik belum tentu ia terjaga dengan baik. Ia akan mencari dan
menemukan seribu cara untuk memenuhi keinginannya, jadi segala sesuatunya
terlepas dari pengawasan dan pengaruh orang-orang disekitarnya, perkembangan
tersebut juga berdasarkan diri anak tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar