Senin, 30 November 2015

Sekilas Mengenal Perkembangan Seorang Anak

                Lingkungan mempunyai peran penting yang sangat berpengaruh dalam perkembangan moral seseorang. Bagaimana keluarganya, siapakah teman dan sahabatnya, di lingkungan seperti apa dia tinggal, semua itu membawa pengaruh dalam pembentukan moral dan etika seseorang. Keluarga merupakan orang yang paling utama dalam tugas mengontrol, karena seseorang dibentuk melalui sebuah keluarga. Ibarat pepatah “ buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” maka dalam proses tumbuh dan berkembangnya, seorang anak akan mengikuti alur kehidupan dan tingkah laku orang tua nya da keluarga disekitarnya yang setiap hari dia temui.
                Namun, terlepas dari itu semua, ketika seseorang anak sudah mulai bersekolah dan mengenal beberapa orang teman yang  berbeda dengannya, anak tersebut secara perlahan akan cenderung mengikuti teman-temannya agar dia tidak diasingkan, akan tetapi perubahan ini tidak akan seberapa mencolok dan bertentangan dengan apa yang dia dapatkan dari keluarganya karena ia masih berada dalam pengawasan mereka.
                Ketika seseorang anak  sudah menginjak usia remaja, saat dimana jiwanya sedang sangat bergejolak karena ia berada dalam masa pubertas, masa dimana perubahan secara besar-besaran akan terjadi pada diri anak tersebut, anak tersebut akan lebih memilih untuk mengikuti lingkungan bemainnya, di sini peran sahabat dan teman-temannya akan sangat berpengaruh pada perkembangan moral dan etikanya. Ini dikarenakan pada masa ini seorang anak mulai merasakan rasa penasran yang berlebihan terhadap segala sesuatunya dan pastinya ingin mencoba. Namun, sayangnya emosi nya belum cukup matang untuk memikirkan resiko yang diterima terhadap segala sesuatu yang dilakukannya.
                Saat seseorang anak menginjak usia dewasa, ia mulai berani mencoba segala hal, ia cenderung tidak lagi mendengarkan nasehat yang diajarkan serta aturan yang dibentuk oleh keluarganya secara keseluruhan. Ia akan semakin sering berbohong untuk menutupi apa yang telah dilakukannya yang menjadi larangan untuknya. Pada masa ini, kebanyakan seorang anak sudah memiliki teman dekat (pacar) yang sangat menentukan moral si anak tersebut. Karena pada kebanyakan kasus seorang anak akan lebih mendengarkan pacarnya daripada keluarganya, ia beranggapan apa yang dikatakan pacarnya adalah untuk kebaikannya. Padahal pada kenyataannya, seorang pacar lebih cenderung merusak moral si anak tersebut.
                Pada usia dewasa, emosi dan pemikiran seorang anak dianggap sudah matang, ia sudah mampu untuk mebedakan yang baik dan buruk dan dia juga sudah mampu untuk memikirkan resiko yang ia terima atas sesuatu perbuatan yang ia lakukan.
                Disamping perkembangan normal, pada beberapa kasus juga ditemukan bahwa kedewasaaan seorang anak tidak dapat diukur dari usia nya melainkan pada pengalamannya dan keinginannya sendiri. Sesorang anak yang hidup keras dalam artian menjalani kehidupan yang keras demi memenuhi kebutuhan hidup, anak tersebut cenderung lebih cepat dewasa (pemikirannya). Ia sudah mampu untuk memikul beban yang diembankan kepadanya.
                Sementara itu, pada keluarga yang kurang harmonis atau broken home seorang anak cenderung mencari kehidupan atau kesenagan diluar rumah, ia mencari tempat yang bisa digunakan untuk melampiaskan kesepiannya.
                Akan tetapi, di luar itu semua, segala sesuatunya kembali lagi, tergantung pada anaknya sendiri, mau kemana ia melangkah. Seorang anak yang dididik dengan baik, belum tentu baik. Seorang anak yang dijaga dengan baik belum tentu ia terjaga dengan baik. Ia akan mencari dan menemukan seribu cara untuk memenuhi keinginannya, jadi segala sesuatunya terlepas dari pengawasan dan pengaruh orang-orang disekitarnya, perkembangan tersebut juga berdasarkan diri anak tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar