Pengangguran
merupakan masalah utama yang di harus di hadapi masyarakat negeri ini. Dari tahun
ke tahun jumlah pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Pengangguran adalah penduduk yang tidak
bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru
atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah
diterima bekerja/ mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Di negara berkembang seperti Indonesia,
tingkat penggangguran lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju. Ini dikarenakan
jumlah angkatan kerja yang hasilkan jauh lebih banyak daripada lapangan kerja
yang tersedia sehingga banyak di antara angkatan kerja tersebut tidak
mendapatkan pekerjaan. Jumlah lulusan pendidikan baik menegah maupun sarjana
yang dihasilkan setiap tahun sangat melimpah, sementara keterampilan yang
dipunyai tidak mumpuni untuk mengemban pekerjaan yang tersedia. Ini menyebabkan
lahan pekerjaan yang tersedia di isi oleh orang asing (WNA) yang lebih mumpuni
dan membuat angkatan kerja yang dihasilkan di dalam negeri tidak mendapatkan
pekerjaan. Selain itu, pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tidak
memungkinkan ketersediaannya lapangan kerja yang cukup dalam waktu singkat.
Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya
pengangguran di Indonesia sebagai berikut:
1.
Sifat
malas dan tidak mempunyai keterampilan
yang mumpuni.
2.
Pendidikan
yang rendah.
3.
Teknologi
yang semakin modern sementara tenaga kerja belum siap untuk menghadapinya.
4.
Ketidakberhasilan
sektor industri.
5.
Tidak
memiliki kemauan wirausaha.
6.
Ketidakstabilan
perekonomian.
7.
Adanya diskriminasi ras, gender, dan orang cacat.
Faktor tersebut menyebabkan tenaga kerja
Indonesia hanya mendapatkan pekerjaan rendahan seperti buruh. Ketidaksiapan
menghadapi globalisasi dan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni menyebabkan
tenaga kerja Indonesia diperbudak di
negeri sendiri. Tidak sedikit di antara mereka menjadi pengemis atau
pemulung bahkan ada yang memilih pekerjaan yang terlarang seperti mencuri dan
merapok. Ironis memang, ijazah sarjana yang di genggam seolah tidak ada artinya
di negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar