Siapa yang tidak mengenal sosok
Dahlan Iskan? Beliau adalah seorang menteri BUMN dan beliau adalah salah satu
putra terbaik yang dimiliki Indonesia. Meniti hidup sebagai masyarakat desa
yang hidup dengan kondisi serba kekurangan beliau kini tumbuh menjadi seorang
yang dihormati dan disegani. Beliau dikenal karena keberhasilannya dalam
memimpin surat kabar jawa pos yang awalnya hanya sebagai surat kabar daerah, bahkan
hampir gulung tikar menjadi surat kabar nasional dengan omset penjualan yang
fantastis.
Dahlan Iskan lahir di Magetan,
Jawa Timur dari pasangan Muhammad Iskan dan Lisnah. Orang tua Dahlan tidak
mengingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan adalah anak ketiga dari
empat bersaudara, mempunyai dua orang kakak bernama Khosyatun dan Sofwati dan
seorang adik bernama Zainuddin. Dahlan tumbuh dalam kemiskinan, Dahlan kecil
hanya memiliki satu set pakaian yang terdiri dari baju, celana dan sarung. Sarung
merupakan barang sebaguna untuk dahlan. Saat pakaiannya dicuci ia gunakan
sarung hingga pakaiannya kering, saat malam ia gunakan sarung sebagai selimut,
dan sarung juga ia gunakan untuk shalat. Tidak jarang Dahlan kecil bersama
saudaraya merasa perih di perut Karena lapar hingga melilitkan sarung diperut nya.
Ayah Dahlan
pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa”.
Begitulah prinsip keluarga Dahlan.

Kisah
masa kecil sang menteri sungguh sangat memprihatinkan, tapi orang tua mereka
mengajarkan Dahlan dan saudara-saudaranya untuk kuat menjalaninya. “hidup orang
miskin harus dijalani apa adanya” begitu kata sang menteri. Keinginan Dahlan
untk memiliki sepatu terwujud dari hasil melatih tim bola voli SMP Magetan
waktu itu. Ia membeli dua pasang sepatu, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk
adiknya, Zain. Meskipun sudah memiliki sepatu, namun Dahlan kecil tetap
bersekolah tanpa alas kaki dengan alasan takut sepatunya rusak.
Novel “Sepatu Dahlan” merupakan
kisah hidup masa kecil sang menteri yang sangat menginsirasi. Walaupun hidup serba
kekurangan, Dahlan tetap menjalaninya tanpa mengeluh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar